Posted by : Unknown October 27, 2016

Laporan Praktikum                             Hari/Tanggal  : Kamis/24 Maret 2016
Biokimia Umum                                  Waktu            : 15.00-18.00 WIB
                                                            PJP                 : Syaefudin, SSi, MSi
                                                            Asisten           : Annisa D A K
                                                                                     M Fakhri R
                                                                                     Bayu Cakra B
                                                                                     Rizki Rinda
                                                                                               





LIPID

Kelompok 1
Ita Lestari Telaumbanua                                   B04140189
Fathan Abdul Aziz                                           B04150059
Faza Adriani Nurfazri                                       B04150153

























FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016



PENDAHULUAN
Lipid berasal dari bahasa yunani yaitu lipos yang artinya lemak. Lipid merupakan molekul yang larut dalam pelarut organik nonpolar dan tidak larut dalam pelarut yang polar. Lipid memiliki kemampuan untuk membentuk membran yang berbentuk seperti lembaran. Membran plasma pada sel prokariotik maupun sel eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel dari lingkungan luarnya sehingga sel dapat menjalankan fungsinya sebagai unit kehidupan. Lipid juga merupakan salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer (Stansfield et al. 2006).
Lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Lipid memiliki sifat hidrofobik didasarkan pada struktur molekulernya. Lipid sebagian besar terdiri dari atas hidrokarbon meskipun lipid bisa memiliki beberapa ikatan polar yang berikatan dengan oksigen. Lipid lebih kecil jika dibandingkan dengan makromolekul (polimerik) sesungguhnya, dan merupakan gugus yang sangat beragam bentuk maupun fungsinya. Lipid melipuri waks (lilin) dan pigme-pigmen tertentu. Lemak, fosfolipid, dan steroid juga termasuk lipid (Campbell et al. 2002). Sebagian besar biomolekul diklasifikasikan sebagai lipid karena sifatnya yang larut dalam lemak (lipofilik) dan pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air. Lipid dibagi menjadi empat golongan, yaitu trigliserida, fosfolipid, steroid, dan prostaglandin (James et al. 2002).
Trigliserida merupakan lemak yang ditemukan dalam makanan dan merupakan sumber energi yang paling kaya dari makanan. Trigliserida tersusun dari dua subunit yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol mengandung gugus fungsional –OH dan merupakan suatu alkohol. Asam lemak merupakan rantai panjang atom karbon dan hidrogen yang mengandung gugus fungsi asam karboksilat. Karena rantai karbon yang panjang ini maka lemak tidak larut dalam air. Jika karbon dalam rantai hanya berikatan tunggal maka disebut asam lemak jenuh sedangkan jika memiliki ikatan karbon ganda disebut asam lemak tak jenuh. Semakin banyak ikatan ganda yang dimiliki suatu molekul maka semakin besar kemungkinan molekul tersebut berbentuk minyak (cair). Trigliserida terbentuk jika tiga asam lemak bergabung dengan satu molekul gliserol disertai pelepasan molekul air untuk membentuk trigliserida berbentuk E. Trigliserida memiliki gugus fungsi ester (James et al. 2002).

(a)

(b)
 







Gambar 1 struktur asam lemak (a) jenuh (b) tak jenuh (James et al. 2002)





Gambar 2 trigliserida (Campbell et al. 2002)

Fosfolipid memiliki struktur yang sama dengan trigliserida. Perbedaan fosfolipid dan trigliserida yaitu fosfolipid hanya mengandung dua asam lemak, dan asam lemak ketiga digantikan oleh gugus yang mengandung fosfor. Fosfolipid memiliki dua area yang berbeda dan dapat ditemukan di membran sel (James et al. 2002).
Steroid merupakan senyawa larut lemak. Rantai-rantai atom yang berbeda menonjol ke luar dari cincin dan sifat rantai ini menentukan bentuk steroid. Steroid yang penting dalam tubuh adalah hormon seks, garam empedu, kortikosteroid, dan kolesterol (James et al. 2002).
Prostagladin merupakan turunan asam lemak. Prostagladin dapat ditemukan pada semua jaringan tubuh. Fungsi dari prostagladin adalah sebagai mediator kimia. Prostagladin dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah, mengatur pembekuan darah, dan berperan penting dalam pengaturan suhu dan persepsi nyeri (James et al. 2002).
Praktikum berjudul lipid. Praktikum lipid bertujuan menunjukan sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif. Tujuan lainnya yaitu mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.



METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mata kuliah biokimia berjudul Protein. Pratikum ini dilakukan pada hari kamis tanggal 24 Maret 2016. Praktikum bertempat di Laboratorium Pendidikan Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ialahtabung reaksi, penjepit tabung reaksi, labu erlenmeyer, alat pengocok otomatis, pembakar Bunsen, kertas saring, pipet tetes, pipet mohr, dan sumbat karet. Adapun bahan-bahan yang digunakan ialah air, eter, kloroform, alkohol panas, alkohol dingin, alkali, asam encer, minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin,blue band, gliserol, asam stearat, asam palmitat, kristal KHSO4, pati, pereaksi Jod Hubl, minyak kelapa tengik, asam oleat, HCl pekat, floroglusinol, serbuk CaCO3, kolesterol, kloroform anhidrat, asam sulfat pekat, dan asam asetat anhidrat.

Prosedur Percobaan
Uji kelarutan, sebanyak 2 mL pereaksi/pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. Setelah itu, sedikit bahan percobaan dibubuhkan ke dalam tabung reaksi yang sudah bersih pelarut. Kemudian, isi tabung dikocok kuat-kuat. Pelarut yang digunakan adalah air, eter, kloroform, alkohol panas, alkohol dingin, alkali, dan asam encer. Bahan percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol, asam stearat, dan asam oleat
Uji akrolein, sedikit kristal KHSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu, sebanyak 3-4 tetes bahan percobaan dibubuhkan ke dalam tabung reaksi tersebut dan dipanaskan langsung di atas api. Kemudian, bau akrolein yang berupa asap putih dibandingkan dengan bau SO2 yang terbang dari karbohidrat yang dipanaskan. Uji ini dilakukan terhadap miinyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat, asam stearat, dan pati.
Uji ketidakjenuhan, sebanyak 1 mL bahan percobaan dimasukkan ke dalam tabung bersih. Selanjutnya, ditambahkan kloroform sama banyaknya dan dikocok sampai semua bahan larut. Kemudian, dibubuhkan tetes demi tetes pereaksi Jod Hubl sambil dikocok dan diamati perubahan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, blue band, asam stearat, dan asam oleat.
Uji ketengikan, labu erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering disediakan dan dimasukkan bahan percobaan sebanyak 5 mL. Selanjutnya, ditambahkan 5 mL HCl pekat dan dicampurkan hati-hati. Kemudian, disediakan kertas saring yang dicelupkan ke dalam floroglusinol dan disumbat karet. Lalu, serbuk CaCO3 dimasukkan dan segera ditutup dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas floroglusinol, sehingga kertasnya tergantung. Keadaan ini dibiarkan 10-20 menit. Uji ini dilakukan pada minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan, dan mentega.
Uji salkowski untuk kolestrol, beberapa milligram kolesterol dilarutkan di dalam 3 mL kloroform anhidrat yang berada dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Selanjutnya, ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama dan dikocok perlahan-lahan. Kemudian, lapisan cairan tersebut dibiarkan terpisah dan diamati warna yang terjadi.
Uji Lieberman-Buchard untuk kolesterol, sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam larutan-larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski. Selanjutnya, tabung dikocok perlahan-lahan. Kemudian, tabung dibiarkan selama beberapa menit.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagian besar lipid mengandung rantai asam lemak nonpolar yang larut pada pelarut organik nonpolar. Keberadaan lipid mengindikasikan bahwa sampel yang di uji mengandung lemak, dan mudah terurai di pelarut organik nonpolar. Trigliserol pada umumnya mengandug rantai asam lemak yang kecil dan terkadang larut dalam air (Nigam dan Ayyagari 2008).
Tabel 1 Kelarutan lipid pada berbagai pelarut
Bahan percobaan
Pelarut
Air
Eter
Kloroform
Alkohol panas
Alkohol dingin
NaOH
HCl
Minyak kelapa
-
-
+
-
-
-
-
Lemak hewan
-
-
+
-
+
+
-
Mentega
-
+
+
-
-
+
-
Margarine
-
+
+
-
-
+
-
Gliserol
+
+
+
+
+
+
+
Asam oleat
-
+
+
+
+
-
-
Asam stearat
-
+
+
+
-
-
-
Keterangan:     (+) : larut
                        (-)  : tidak larut

Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Uji kelarutan didasarkan pada prinsip kelarutan minyak di pelarut organik dan ketidaklarutannya di air (Chary dan Sharma 2004). Sesuai dengan teori “Like-Dissolves-Like” maka zat terlarut yang polar akan larut di pelarut yang polar, sebaliknya zat terlarut nonpolar akan terlarut di zat terlarut yang nonpolar juga(Anslyn dan Dougherty 2004).
Berdasarkan hasil percobaan semua bahan tidak larut dalam air. Sampel tersebut tidak larut dalam air karena semua bahan bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Gliserol larut pada air, tidak sesuai dengan literatur. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan mata yang kurang melihat batas antara gliserol dan air, atau air yang dipakai telah terkontaminasi dengan zat lain. Pada pelarut eter minyak kelapa dan lemak hewan tidak larut, hal tersebut mungkin disebabkan oleh sifat eter yang sedikit polar. Kloroform melarutkan semua bahan karena merupakan pelarut organik. Alkohol panas dapat melarutkan gliserol, asam oleat dan asam stearat. Karena suhu panas alkohol dapat melarutkan sebagian lemak dan minyak. Alkohol dingin melarutkan lemak hewan, gliserol, dan asam oleat, karena gliserol yang memiliki 3 gugus hidroksil sehingga bersifat cenderung polar dan asam oleat seharusnya tidak larut dalam alkohol dingin karena sifatnya yang nonpolar. NaOH melarutkan lemak hewan, mentega, margarine, gliserol karena terjadi reaksi penyabunan. HCl melarutkan gliserol.
Uji akrolein dilakukan untuk menentukan keberadaan gliserin atau lemak. Parameternya adalah akan menimbulkan bau akrolein yaitu seperti bau lemak terbakar. Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji tersebut adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol.




Gambar 3 Reaksi yang terjadi dalam uji akrolein (Hart et a.l 2003)
Tabel 2 Uji akrolein
Bahan Percobaan
Hasil Pengamatan
Keterangan
Minyak kelapa
+
Berasap bau
Lemak hewan
+
Berasap bau
Gliserol
+
Berasap bau
Asam palmitat
-
Tidak berasap, tidak bau
Asam stearat
+
Berasap bau
Pati
-
Tidak berasap bau
Keterangan:     (+) : mengandung gliserol
                        (-)  : tidak mengandung gliserol

Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan KHSO4 yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO). Akrolein lah yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Hart et a.l 2003).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, gliserol dan pati digunakan sebagai acuan. Gliserol memberikan hasil positif yang membentuk asap putih dan berbau tengik atau seperti bau gosong sedangkan pati dan asam palmitat memberikan hasil negatif karena tidak memiliki gliserol dalam komposisi penyusunnnya. Minyak kelapa, lemak hewan, asam palmitat, dan asam stearat positif mengandung gliserol sebagai komposisi penyusunnya. Namun hasil percobaan tidak sesuai, seharusnya asam stearat bereaksi negatif karena hanya mengandung asam lemak tidak mengandung gliserol.
Penambahan pereaksi KHSO4 pada uji akrolein berfungsi untuk mengkatalisis gliserol yang ada dalam sampel, sedangkan pemanasan dengan api yang kecil untuk menghilangkan keberadaan air dalam larutan contoh.Pembentukan akrolein ini terjadi karena dehidrasi gliserol dalam minyak/lemak yang menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.Sedangkan pada asam palmitat tidak menimbulkan bau, karena tidak mengandung flatogliserol dan tidak terbentuk trigliserida sehingga akrolein tidak terbentuk.
Uji ketidakjenuhan, prinsipnya adalah ada tidaknya ikatan rangkap yang terbentuk dnegan terbentuknya senyawa merah. Jika suatu asam lemak mengandung satu ikatan rangkap atau lebih maka dikatanan asam lemah tidak jenuh. Fungsi Iod Hubl pada uji ini adalah sebagai pengadisi ikatan rangkap yang ada pada asam lemak tidak jenuh menjadi ikatan tunggal. Perbedaan antara lemak dan minyak hanya pada bentuk fisiknya. Pada suhu kamar lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Padat atau cairnya suatu lemak tergantung pada beberapa faktor yaitu iklim, panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak penyusunnya, serta banyak atau sedikitnya ikatan rangkap asam lemak penyusunnya (Sumardjo 2009).
Hasil uji ketidakjenuhan menunjukan bahwa minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, margarine, dan asam oleat memiliki ikatan rangkap. Artinya sampel tersebut mengandung asam lemak tidak jenuh. Asam stearat mengandung asam lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap. Uji ini dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya asam lemak jenuh pada sampel, meskipun ikatan rangkap yang ada pada sampel hanya sedikit hasil yang didapatkan akan tetap positif.
Tabel 3 Uji ketidakjenuhan
Bahan percobaan
Hasil pengamatan
Perubahan warna
Minyak kelapa
+
Kuning-bening
Minyak kelapa tengik
+
Kuning-kuning
Lemak hewan
+
Putih-bening
Mentega
+
Oranye-kuning
Margarine
+
Kuning-kuning
Asam stearat
-
Kuning-kemerahan
Asam oleat
+
Kuning-kuning
Keterangan :     (+) :ada ikatan rangkap
                        (-)  :tidak ada ikatan rangkap

Tabel 4 Uji ketengikan
Bahan percobaan
Warna kertas
Hasil
Gambar
Minyak kelapa tengik
Merah muda
+
Minyak kelapa
Tetap
-
Lemak hewan
Merah muda
+
Mentega
Merah muda
+
Keterangan:     (+) : bahan coba tengik
                        (-)  : bahan coba tidak tengik

Ketengikan adalah perubahan struktur pada minyak yang menyebabkan perubahan aroma pada minyak. Aroma minyak jadi spesifik dan tidak sedap. Berdasarkan penyebabnya, ketengikan dibagi menjadi dua jenis yaitu ketengikan hidrolisis dan ketengikan oksidatif (Coultate 2002). Ketengikan hidrolisis disebabkan akibat lepasnya komponen asam lemak bebas yang terdapat pada minyak akibat proses lipolisis. Lipolisis adalah proses hidrolisis ikatan ester pada lemak (triasilgliserol) sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas rantai pendek akan menghasilkan bau khas yang tidak sedap yang dikenal dengan istilah tengik. Proses lipolisis dapat terjadi akibat pengaruh enzim, atau pemberian panas, dan air. Terbentuknya asam lemak bebas dengan 6-10 rantai hidrokarbon dapat menunjukkan kerusakan pada minyak (Rahman 2007). Ketengikan oksidatif diakibatkan oleh proses oksidasi lemak pada minyak. Penyebab utama oksidasi lemak adalah autooksidasi. Reaksi autooksidasi pada lemak terjadi melalui pembentukan radikal bebas. Terdapat 3 tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi (deMan 2000).
Pada uji ketengikan HCl pekat berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat terjadinya ketengikan. HCl pekat yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akandihasilkan peroksida. CaCO3 berperan untuk mengoksidasi minyak atau lemak yang diuji. Floroglusinol berfungsi sebagai indikator atau penanda terbentuknya warna merah muda yaitu untuk melihat kualitas sampel, tengik atau tidak. Warna merah muda pada uji ketengikan menunjukan bahwa sampel yang diuji tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. Ketengikan yang terjadi pada suatu bahan dipengaruhi proses penyimpanan yang terlalu lama dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan udara bebas yang menyebabkan bahan menjadi tengik. Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas (Poedjiadi 2006).
Hasil dari uji ketengikan menunjukan bahwa terjadi perubahan warna menjadi merah muda pada minyak kelapa tengik, lemak hewan, dan mentega. Pada minyak kelapa tidak terjadi perubahan warna. Perubahan warna menjadi merah muda menunjukan bahwa sampel mengalami ketengikan. Minyak kelapa tidak mengalami ketengikan yang berarti tidak ada kerusakan asam lemak yang terjadi.

Tabel 5 Uji kolesterol
Uji
Hasil
Keterangan
Gambar
Salkowski
+
Ada kolesterol

Lieberman Buchard
+
Ada kolesterol

Keterangan:     (+) : mengandung kolesterol
                        (-)  : tidak mengandung kolesterol
Kolesterol adalah bagian dari lemak yang disebut lipid plasma. Bersama-sama dengan trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas, kolesterol merupakan unsur utama dari lipid plasma. Fungsi kolesterol adalah untuk mensintesis membran sel, mengubah fluiditas sel dan mensintesis hormon steroid dan asam empedu. Dalam tubuh terdapat lemak jahat dan lemak baik. Lemak jahat bila terlalu banyak di dalam tubuh dapat menyebabkan penumpukan kolesterol di pembuluh darah. Jika terjadi penumpukan kolesterol pada pembuluh darah maka dapat terjadi stroke, atau penyakit jantung koroner (Tapan 2005).
Dari hasil percobaan uji salkowski menunjukkan hasil dengan warna merah kecoklatan yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Berdasarkan uji Lieberman-buchard, kolesterol yang dilarutkan dalam asam asetat anhidrat dan ditambah asam sulfat pekat terbentuk warna hijau pada larutan. Hal ini menunjukkan reaksi positif. Warna hijau yang terbentuk sangat pekat. Semakin pekat warna yang terbentuk, menunjukkan bahwa kolesterol dalam sampel yang diuji semakin banyak.
Uji Salkowski dan Lieberman-Buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Pada uji Salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji Lieberman-Buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat. Apabaila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan dalam larutan asam sulfat pekat maka akan berwarna kekuning kuningan dengan flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroformakan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Hasil percobaan diperoleh tiga lapisan warna, yaitu lapisan atas (asam) berwarna hijau, bgian tengah berwarna coklat kehitaman, dan lapisan dasar (kloroform) berwarna merah.
Uji Liberman Buchard juga dapat menentukan kandungan kolesterol. larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah andhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah kemudian biru dan hijau. Ini disebut reakasi Lieberman Buchard. Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan konsentraasi kolesterol. Penambahan kloroform berfungsi untuk melarutkan kolesterol yang terkandung di dalam sampel. Fungsi dari kloroform adalah untuk melarutkan lemak. Karena sifat dari lemak adalah nonpolar dan kloroform juga bersifat nonpolar.kemudian pada penambahan asam asetat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil yang akan beraksi dengan asam sulfat pekat membentuk larutan warna. Penambahan H2SO4 ini berfungsi untuk memutuskan ikatan ester pada lemak. Warna hijau ini disebabkan karena adanya gugus hidroksi (-OH) dari kolesterol yang bereaksi dengan perekasi lieberman-burchard.



SIMPULAN
Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam larutan polar, tetapi dapat larut dalam larutan nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan rangkap merupakan lipid yang bersifat tak jenuh dan bentuknya cair pada suhu kamar. Lipid tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap merupakan lipid yangbersifat jenuh dan tidak mudah teroksidasi, sehingga tidak menimbulkan ketengikan. Kolesterol adalah bagian dari lemak yang disebut lipid plasma.



DAFTAR PUSTAKA
Anslyn EV, Dougherty DA. 2004. Modern Physical Organic Chemistry. Sausalito (USA): University  Science Books.
Campbell NA, Reece JB, dan Mitchell LG. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta (ID): Erlangga.
Chary TM, Sharma H. 2004. Practical Biochemistry for Medical and Dental Students. New Delhi (IN): Jaypee Brothers Medical Publishers.
Coultate TP. 2002. Food: The Chemistry of Its Components 4th Ed. Cambridge (UK): The Royal Society of Chemistry.
DeMan JM. 2000. Principles of Food Chemistry 3rd Ed. Gaithersbug (US): Aspen Pub Inc.
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik. Jakarta (ID): Erlangga.
James J, Baker C, dan Swain H. 2008. Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta (ID): Erlangga.
Nigam A, Ayyagari A. 2008. Lab Manual in Biochemistry, Immunology, and Biotechnology. New Delhi (IN): Tata McGraw-Hill.
Poedjiadi A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press.
Rahman MS. 2007. Handbook of Food Preservation 2nd Ed. Boca Raton (US): CRC Press.
Stansfield WD, Colome JS, Cano RJ. Schaum’s Easy Outlines Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta (ID): Erlangga.
Sumardjo D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta (ID): EGC.

Tapan E. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

DMCA.com Copyright © 2013 Enjoy The Pain - Powered By Blogger - Editing By Jaringan Fathan