Posted by : Unknown October 27, 2016

Laporan Praktikum                             Hari/Tanggal  : Kamis/12 Mei 2016
Biokimia Umum                                  Waktu            : 15.00-18.00 WIB
                                                            PJP                 : Syaefudin, SSi, MSi
                                                            Asisten           :
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                               





MINERAL

Kelompok 1
Ita Lestari Telaumbanua                                   B04140189
Fathan Abdul Aziz                                           B04150059
Faza Adriani Nurfazri                                       B04150153

























FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016



PENDAHULUAN



METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mata kuliah biokimia berjudul Mineral. Pratikum ini dilakukan pada hari kamis tanggal 12 Mei 2016. Praktikum bertempat di Laboratorium Pendidikan Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mineral ini adalah tabung reaksi, labu erlenmeyer, kertas saring, batang pengaduk, buret, pipet ukuran 5 ml, 10 ml, dan 25 ml, pipet volumetrik, bulp, sumbat karet, gelas piala berbagai ukuran. Adapun bahan yang digunakan adalah filtrat abu tulang, NH4OH pekat, NH4OH 10%, HCl 10%, asam asetat 10%, urea 10%, HNO3 10%, AgNO3 2%, BaCl2, Amonium oksalat 1%, pereaksi molibdat khusus, pereaksi ferosulfat khusus, kristal amonium karbonat, kristal amonium klorida, kristal dinatrium hidrogen fosfat, larutan amonium tiosianat dan larutan kalium ferosianida.

Prosedur Percobaan
Tepung tulang diambil 3-5 gram dan dimasukkan ke dalam pinggan porselin, kemudian dipanaskan sampai menjadi abu di dalam tanur. Setelah itu hasil abu tulang digerus di dalam mortar sampai halus dan dipanaskan kembali di dalam pinggan porselin sampai putih. Apabila sudah selesai abu dibiarkan sampai dingin dan dipindahkan ke dalam gelas piala 250 ml dan ditambahkan 50 ml HNO3 10% kemudian diaduk sampai rata. Setelah rata larutan dipanaskan sampai abunya menjadi larut dan ditambahkan akuades dengan volume yang sama dengan larutan. Bila proses sudah selesai maka ditambahkan NH4OH pekat kedalam larutan sampai keadaan berubah menjadi basa dan kemudian disaring, bila terdapat endapan putih yang tebal menunjukkan adanya fosfat. Filtrat dan endapan kemudian diuji secara terpisah.
Pengujian Filtrat
Uji klorida dilakukan dengan mengambil 1 ml filtrat, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml HNO3 10%, setelah tercampur maka ditambahkan 1 ml larutan AgNO3 2%. Jika terbentuk endapan putih maka menunjukkan adanya klor.
Uji sulfat dilakukan dengan mengambil 1 ml filtrat, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml larutan HCl 10%, setelah tercampur maka ditambahkan 2 ml larutan BaCl2. Jika terbentuk endapan putih maka menunjukkan adanya sulfat.
Pengujian Endapan
Endapan abu tulang ditambahkan 10 ml larutan asam asetat 10% ke dalam gelas piala dan disesuaikan jumlahnya untuk pengujian berikutnya.
Uji Kalsium. Sebanyak 2 ml filtrat endapan asam asetat ditambahkan 1 ml amonium oksalat. Endapan putih menunjukan adanya kalsium.
Uji Fosfat. Sebanyak 1 ml fltrat endapan asam asetat ditambahkan 1 ml larutan urea 10% dan 1 ml pereaksi molibdat khusus kemudian dihomogenkan. Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan ferosulfat khusus. Pembentukan warna biru menunjukan adanya fosfat.
Uji Magnesium. Sisa filtrat endapan asam asetat dipanaskan selama 5 menit. Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit kristal amonium karbonat dan amonium klorida. Endapan yang terbentuk kemudian disaring. Kedalam filtrat ditambahkan kristal dinatrium hidrogen fosfat dan larutan amonium hidroksida sampai basa (indikator basa menggunakan kertas lakmus). Endapan putih menunjukan adanya magnesium.
Uji Besi. Sebanyak 3 ml larutan HCL 10% pada endapan asam asetat ditambakan ke kertas saring. 1 ml filtrat endapan asam asetat ditambahkan 1 ml larutan amonium tiosianat. Warna merah yang terbentuk menunjukan adanya besi. Sebanyak 1 ml filtrat endapan asam asetat ditambahkan 1 ml larutan kalium ferosianida. Warna biru, merah atau hijau yang terbentuk menunjukan adanya besi.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Tulang merupakan salah satu bagian penyusun tubuh yang mengandung banyak mineral. Tulang yang akan ditentukan kandungan mineralnya dibuat menjadi abu terlebih dahulu untuk memisahkan senyawa anorganik dan organik yang terkandung di dalamnya. Pembuatan abu tulang dilakukan pada suhu tinggi, sekitar 400oC. Pemanasan pada suhu tinggi tersebut akan menyebabkan senyawa organik dan air pada tulang menguap, sedangkan mineral atau senyawa anorganiknya tetap berada pada abu tulang. Tahap selanjutnya yaitu melarutkan senyawa anorganik dengan larutan asam. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan proses analisis selanjutnya. Mineral yang akan diuji berupa klorida, sulfat, kalsium, fosfat, magnesium, dan besi. Analisis mineral tersebut dilakukan dengan serangkaian tahap tertentu (Wilson dan Walker 2000).
Dalam tubuh hewan memerlukan mineral untuk membentuk jaringan tulang dan urat. Mineral juga dibutuhkan untuk memproduksi dan mengganti mineral dalam tubuh yang hilang. Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara kesehatan. Pertumbuhan janin juga membutuhkan mineral. Pembaharuan sel-sel pada tubuh yang terus berlangsung juga membutuhkan mineral.  Mineral banyak terdapat dalam tulang dan hanya sedikit dalam jaringan tubuh, tetapi mineral yang sedikit jumlahnya ini amat penting bagi daya hidup hewan sebab akan mempermudah proses pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan pembuangan (Sudarmono dan Sugeng 2008).

Tabel 1 Uji mineral
Uji
Hasil
Gambar
Klorida
+ / ada endapan putih agak
     hitam

Sulfat
+ / putih keruh

Kalsium
+ / ada endapan putih

Fosfat
- / kuning bening

Magnesium
+ / ada endapan putih
Besi


-Amonium Tiosianat
+ / merah muda

-Kalsium Ferosianida
+ / hijau
Keterangan:     (+) : Positif terhadap pengujian
                        (-)  : Negatif terhadap pengujian

Pengujian mineral klorida dan sulfat dilakukan pada filtrat abu. Pereaksi yang digunakan pada uji klorida yaitu pereaksi HNO3 dan AgNO3. Pada uji sulfat pereaksi yang digunakan adalah HCl dan BaCl2. Kedua uji ini menggunakan prinsip kelarutan senyawa pada ion senama. Adanya ion yang sama dalam suatu larutan akan menyebabkan terjadinya pertukaran ion dan menurunkan kelarutan senyawa tersebut. Kelarutan senyawa yang berkurang akan menyebabkan senyawa tersebut akan mengendap (McMurry 2008). Uji klorida akan positif jika terjadi reaksi antara ion Cl- dengan AgNO3 dan menghasilkan endapan putih senyawa AgCl. Uji sulfat akan positif jika terjadi reaksi antara ion SO42- dengan BaCl2 menghasilkan endapan putih senyawa BaSO4 (Kurnia et al. 2012).
Hasil dari pengujian klorida menunjukan hasil positif. Pada pengujian klorida didapatkan endapan berwarna putih tetapi sedikit hitam. Warna hitam didapatkan dari pengambilan AgNO3 dari dasar botol sehingga terdapat kotoran pada hasil uji. Endapan berwarna putih menunjukan hasil positif.
Hasil pengujian sulfat menunjukan hasil positif. Hasil uji menunjukan warna putih keruh tetapi hanya sedikit. Warna keruh yang sedikit menandakan bahwa sulfat yang terkandung pada sampel tulang hanya ada sedikit.
Uji kalsium bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya unsur kalsium pada tulang. Pada filtrat digunakan amonium oksalat yang berfungsi sebagai pereaksi sehingga terjadi pengendapan atau pemisahan kalsium dengan filtrat. Persamaan reaksi untuk uji kalsium secara teoritis adalah: Ca + NH4COOH  = CaCOOH (endapan putih). Pada percobaan terdapat endapan putih, hal ini sesuai dengan teori bahwa tulang mengandung unsur kalsium yang cukup banyak.
Hasil uji fosfat akan menunjukkan tulang mengadung unsur fosfat atau tidak dengan ditandai adanya warna biru pada hasil reaksi yang positif. Reaksi yang terjadi : FeSO4 + PO4-3 → Fe3(PO4)2 + SO4-2. Pada percobaan dapat dilihat bahwa hasil uji fosfat negatif, ditandai dengan warna kuning yang dihasilkan. Hasil uji fosfat negatif dimungkinkan karena sampel tulang yang tidak segar sehingga fosfat tidak terdeteksi. Seharusnya sampel tulang mengandung fosfat.
Filtrat hasil uji magnesium digunakan untuk uji besi. Reaksi uji besi menggunakan amonium tiosanat dan amonium ferosianida. Amonium tiosanat akan bereaksi dengan besi III membentuk persenyawaan berwarna merah. Sedangkan amonium ferosianida akan bereaksi dengan besi II membentuk persenyawaan bewarna hijau.
Perbedaan ion besi menyebabkan perbedaan reaksi yang terjadi, sehingga warna yang terjadi juga berbeda. Reaksi yang terjadi  pada ion Fe2+ yaitu sebagai berikut: Fe2+ + 6 NH4SCN →  [Fe(SCN)6]3- (merah) + 6 NH4+. Reaksi yang terjadi pada ion  Fe3+: 4 Fe+3 + 3 K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6)]3 (hijau) + 12 K+
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan filtrat yang direaksikan dengan amonium tiosianat berwarna merah muda (pink) dan filtrat yang direaksikan dengan amonium ferosianida berwarna hijau. Hal ini menandakan bahwa filtrat tulang tersebut mengandung besi.
Manusia dan vertebrata lain memerlukan kalsium dan fosfor dalam jumlah yang relatif besar untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang. Kalsium juga diperlukan untuk fungsi normal saraf dan otot, dan fosfor juga merupakan unsur pembentuk ATP dan asam nukleat. Besi merupakan komponen sittokrom yang berfungsi dalam respirasi seluler dan komponen hemoglobin, yaitu protein pengikat oksigen dalam sel darah merah. Magnesium, besi, seng, molibdenum, dan selenium adalah kofaktor yang merupakan bagian dari struktur enzim-enzim tertentu. Natrium, kalium, dan klor penting bagi fungsi saraf dan memiliki pengaruh besar pada keseimbangan osmotik antara sel dengan cairan interestrial (Campbell et al. 2002).
Mineral dan vitamin disimpan dalam hepar. Selain hepar mineral juga disimpan di limfa dan sumsum tulang belakang. Mineral seperti zat besi disimpan dan digunakan untuk membentuk hemoglobin (Baradero et al. 2008).
Aplikasi pengujian mineral dalam yaitu dalam penentuan jumlah dan jenis mineral yang digunakan untuk membuat pakan ternak agar ternak dapat tumbuh dengan baik. Pengujian mineral juga digunakan dalam penentuan jumlah dan jenis mineral yang digunakan dalam membuat produk makanan yang bergizi tinggi serta minuman seperti susu. Pengujian mineral terutama pada mineral Ag, Hg, dan Pb juga berguna untuk mengetahui kadar logam berat dalam makanan, seperti kerang dan telur asin. Pengujian ini berguna untuk mengetahui kadar mineral pada tubuh hewan. Jika mineral tidak tercukupi, akan menimbulkan defisiensi dan gangguan pada tubuh. Jika berlebihan, keberadaan mineral tersebut akan menjadi toksik bagi tubuh (Nelson dan Cox 2002).



SIMPULAN
Mineral dibutuhkan tubuh untuk membentuk jaringan tulang dan urat serta untuk beberapa proses metabolisme tubuh. Tulang memiliki kandungan mineral yang cukup banyak. Dari percobaan didapatkan bahwa tulang mengandung klorida, sulfat, kalsium, magnesium, dan besi.



DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi dan metode analisisnya. J Litbang Pertanian. 27 (3): 99-105.
Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Hati. Jakarta (ID): EGC.
Campbell NA, Reece JB, dan Mitchell LG. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta (ID): Erlangga.
Devi N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta (ID): Kompas.
Kurnia F, Suhardiman M, Stephani, dan Purwadaria T. 2012. Peranan nano-mineral sebagai bahan imbuhan pakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk ternak. Wartazoa. 22(4): 187-193.
McMurry J. 2008. Organic Chemistry 8th Edition. New York (US): W.H. Freeman and Company.
Nelson DL, Cox MM. 2002. Lehninger Principles of Biochemistry 4th edition. New York (US): W.H. Freeman and Company.
Sudarmono AS, Sugeng YB. 2008. Sapi Potong Edisi Revisi. Depok (ID): Penebar Swadaya.

Wilson K, Walker J. 2000. Principles and Techniques of Practical Biochemistry 5th Edition. Cambridge (UK): Cambridge University Press.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

DMCA.com Copyright © 2013 Enjoy The Pain - Powered By Blogger - Editing By Jaringan Fathan